Selama beberapa dekade para dokter dan peneliti terbesar di dunia percaya bahwa sakit maag dan, berakhir menjadi, kanker perut disebabkan oleh stres, makanan pedas, dan terlalu banyak asam di perut.
Barry Marshall tidak mempercayainya. Marshall adalah seorang dokter dan peneliti mikrobiologi Australia dan dia percaya bahwa sakit maag bukan hanya hasil sampingan dari kehidupan yang sibuk atau makan malam yang terlalu pedas. Sebaliknya, ia percaya maag disebabkan oleh bakteri. Lebih khusus lagi, Marshall percaya borok disebabkan oleh Helicobacter pylori .
Namun, ada masalah dengan teori ini: Marshall dan rekan labnya adalah satu-satunya orang yang setuju dengan ide gila itu. Terlepas dari keyakinannya, Marshall tidak dapat membuktikan hubungan antara bakteri dan maag dalam percobaan laboratoriumnya pada babi dan sekarang uang hibahnya hampir habis. Sementara itu, ribuan orang terus meninggal akibat kanker perut setiap tahun.
Ilmuan Gila
Muak dengan keadaan, Marshall memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri dan melakukan eksperimen sains pribadi yang paling berani.
Pada bulan Juli 1984, Marshall memegang gelas berisi cairan cokelat keruh yang berenang bersama Helicobacter pylori dan bersiap untuk menelannya. Dia “meminumnya dalam satu tegukan lalu berpuasa selama sisa hari itu.”
Mengutip kata-kata dokter Siddhartha Mukherjee, Marshall telah "menelan carcinogen untuk menciptakan keadaan precancerous di perutnya sendiri."
Tiga hari kemudian Marshall mulai merasa mual. Di hari ke-5, dia mulai muntah dan berlanjut selama 3 hari berturut-turut. Sementara itu, rekannya mengambil contoh bakteria di lapisan perut Marshall dan merekam perubahan fisiologis saat Marshall mengalami episode gastriris yang parah di perutnya. Setelah dua minggu tersiksa, Marshal memiliki bukti yang dia perlukan dan mulai mengkonsumsi antibiotik.
Beruntungnya, dia bisa pulih secara total. Dalam sebulan, Marshall dan rekannya mengajukan percobaan dan hasil yang mereka temukan ke Medical Journal of Australia untuk diterbitkan. Tidak hanya mereka membuktikan bahwa helicobacter pylori adalah penyebab sakit maag, mereka juga mengungkapkan penyebab penting terjadinya kanker perut. Marshall dan rekannya Robin Warren, menerima Nobel Prize tahun 2005 dalam bidang Physiology or Medicine untuk usaha mereka.
Helicobacter pylori dilihat dari mikroskop. (Photographer: Yutaka Tsutsumi, M.D. Sumber gambar: Department of Pathology, Fujita Health University School of Medicine.) |
Kekuatan Personal Science
Barry Marshall adalah ilmuan gila yang nyata. Dia meminum "racun kanker" dan berharap menemukan kebenaran ilmiah. Ceritanya adalah salah satu yang diceritakan dalam buku The Emperor of Alll Maladies.
Marshall adalah contoh ekstrem dari yang disebut Josh Kauffman sebagai "personal science"
Personal science merujuk pada ide mengeksekusi eksperimen yang dilakukan diri sendiri dengan maksud untuk menemukan cara baru menyelesaikan masalah dan mendapatkan hasil. Ketika kebanyakan studi kasus dilakukan dalam skala besar dan di publikasikan di jurnal akademis, yang terlibat dalam personal science eksperimen hanya seorang pasien (kamu) dan berfokus pada penyampaian informasi yang sangat praktis dan berguna.
Marshall menggunakan personal science untuk mencapai tujuan karirnya, sementara saya dan kamu mungkin menggunakan personal science untuk membangun kebiasaan baru yang lebih sehat atau meningkatkan performa di tempat kerja. Tujuan dari mini-eksperimen adalah untuk menemukan apa yang memberikan hasil nyata.
Melepaskan Ilmuan Gila Dalam Dirimu
Personal science bukan alasan untuk melakukan sesuatu yang ceroboh. Contohnya saya tidak merekomendasikanmu untuk meminum bakteri kanker. Namun saya percaya bahwa mengeksekusi eksperimenmu sendiri dan mempunyai keinginan untuk mencoba hal yang mungkin akan membuat hidupmu lebih baik.
Inilah beberapa alasannya:
Personal science memaksamu untuk melewati perencanaan. Jika kamu ingin mempercepat proses belajar, melatih keahlian baru, dan mendapatkan hasil yang berguna, maka kamu harus mencoba berbagai hal. Terlalu sering kita menunggu untuk take action karna kita yakin kita perlu lebih banyak membaca dan melakukan riset. Bagaimana jika sebagai alternatif, kita menghabiskan sedikit waktu untuk menemukan strategi terbaik dan lebih banyak untuk mencoba stategi yang sudah kita punya. Mudah sekali melupakan bahwa sering praktek adalah bentuk terbaik dari belajar.
Personal science itu rendah resiko. Tidak seperti eksperimen gila Marshall meminum jus kanker, kebanyakan eksperimen yang kamu dan saya akan lakukan biasanya rendah resiko. Kan ngga mungkin kita menghadapi situasi hidup-atau-mati, kanker-di-dalam-perut. Biasanya penghalang kemajuan kita adalah ketidaknyamanan, ketidakjelasan, dan takut di kritik. Personal science memaksa kita melewati rintangan emosional ini dan melihat mereka apa adanya: membatasi keyakinan.
Ini beberapa contohnya:
- Kamu berharap untuk menulis buku? Bereksperimen dengan menghentikan aktivitas yang kamu senangi agar punya waktu untuk tujuan penting ini. Apa sih potensi resikonya? Apa kamu benar-benar khawatir ketinggalan acara TV favoritmu?
- Mencoba makan makanan sehat? Buat bright-line rules atau aturan yang jelas, dan bereksperimenlah dengan makan satu sayuran perhari, apapun yang terjadi. Apa sih potensi resikonya? Kamu akan menjalani hari yang panjang dengan harus membuat setumpuk asparagus jam 10 malam?
- Kamu ingin bangun pagi? Bereksperimenlah dengan bangun jam 5 pagi minggu ini. Apa sih potensi resikonya? Kamu akan merasa lelah selama seminggu?
Melangkah Ke Dalam Arena
Kita semua hidup di laboratorium berbeda. Sudut duniamu -yang dipenuhi pengalamanmu, lingkunganmu, teman-temanmu, keyakinanmu- tentu berbeda dengan kultur sudut dunia saya. Ada banyak fundamental untuk di aplikasikan pada sebuah kultur, tapi bagaimanapun kamu harus bersedia untuk bereksperimen jika kamu ingin mendapatkan hasil.
Biarkan ilmuan gila dalam dirimu keluar mulai sekarang. Melangkahlah ke dalam arena dan tempatkan dirimu dalam ketidaknyamanan. Yang benar hanyalah apa yang berhasil untukmu.
Comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.