Kita sering mengukur sebuah kemajuan dengan melihat kedepan. Kita mentapkan tujuan. Kita merencanakan milestone untuk kemajuan kita. Pada dasarnya, kita mencoba memprediksi masa depan denga sebuah degree.
Kita melakukan ini dalam bisnis, kesehatan, dan kehidupan.
• Bisakah kita meningkatnya pendapatan triwulan sebanyak 20 persen?
• Bisakah saya turun 10kg kurang dari 3 bulan?
• Akankah saya menikah di usia 30?
Semua itu menggunakan pengukuran kedepan. Kita melihat masa depan dan mencoba menebak kapan kita akan sampai disana.
Ada pendekatan yang berlawanan dan, saya pikir, lebih berguna:: mengukur kebelakang bukan kedepan.
Maksudnya gini…
Mengukur kebelakang vs. Mengukur Kedepan
Tiap minggu, saya duduk di depan computer dan mengisi spreadsheet sederhana untuk melacak metric esensial di bisnis saya. Traffic, email subscribers, penghasilan, pengeluaran, dan sebagainya. Karna sudah terbiasa dengan proses ini, saya hanya butuh 15 menit.
Dalam 15 menit tersebut, saya mendapat feedback yang jelas mana yang membuat kemajuan dan mana yang tidak. Saya bisa tahu kemana arahnya. Dan jika ada angka yang tidak seharusnya, saya bisa melakukan adjustment minggu selanjutnya.
Pada dasarnya, saya mengukur kemajuan kebelakang (apa yang terjadi dalam bisnis saya dalam minggu ini?) dan menggunakan pengukuran kebelakang sebagai panduan apa tindakanku minggu depan.
Rantai Kebiasaan
The chains of habit are too weak to be felt until they are too strong to be broken.
—Samuel Johnson
Ketika membangun kebiasaan baik dan mematahkan yang buruk, kesulitan terbesar kita adalah menyadari apa yang sebenarnya kita lakukan. Semakin otomatis suatu perilaku, semakin kita tidak menyadarinya. Ini membantu menjelaskan bagaimana konsekuensi dari kebiasaan buruk bisa sneak up ke kita. Seiring repercussions dari aksi kita noticeable, kita sudah terikat dengan pola perilaku baru.
Namun mengukur kebelakang bisa menarik perhatian pada pola tak kasat mata dengan membuatmu menyadari apa yang sebenarnya kamu lakukan. Mengukur kebelakang memaksamu untuk menyadari tindakanmu. Kamu tidak bisa hidup di dunia dongeng yang penuh harapan dan impian. Kamu harus melihat feedback dari apa yang baru saja terjadi di hidupmu kemudian membuat pilihan dan progress berdasarkan data tadi.
Kabar baiknya kamu sekarang bisa melandaskan pilihanmu pada apa yang sebenarnya telah kamu lakukan bukan pada sesuatu yang akan dirimu lakukan dimasa depan.
Pentingnya Feedback Jangka Pendek
The best way to change long-term behavior is with short-term feedback.
—Seth Godin
Ada satu peringatan untuk strategi ini: ketika kamu mengukur kebelakang, data yang kamu dapatkan harus berasal dari yang sudah terjadi baru-baru ini.
Jika saya menggunakan data dari 2 tahun lalu untuk mengukur kemajuan dan membuat keputusan bisnis, pilihan saya akan meleset.
Mengukur untuk Bahagia
Ada manfaat tambahan juga untuk strategi ini. Ketika kamu mengukur kebelakang, kamu bisa menikmati kemajuan yang kamu buat saat ini daripada mendambakan kehidupan yang berbeda di masa depan.
Kamu tidak harus menunda kebahagiaan sampai kamu mencapai tonggak atau tujuan masa depan. Kebahagiaan bukan lagi garis akhir di luar sana di masa depan. Berfokus pada bagaimana kamu dapat segera memperbaiki dirimu di masa lalu lebih memuaskan daripada membandingkan keadaanmu saat ini dengan apa yang kamu harapkan suatu hari nanti.
Penerapan Ide
Hampir setiap perbaikan yang ingin kita lakukan dalam hidup kita membutuhkan beberapa jenis perubahan perilaku. Jika kamu menginginkan hasil yang berbeda, kamu harus melakukan sesuatu yang berbeda.
Pertanyaan sulit untuk dijawab adalah apa yang harus kita lakukan secara berbeda untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan?
Kita sering merespons dengan berfokus pada hasil dan menetapkan tujuan untuk diri kita sendiri. Sasarannya bagus dan memiliki arah ke mana kamu ingin pergi sangat penting. Namun ketika menentukan perbaikan yang dapat kita lakukan saat ini, mengukur mundur adalah cara yang harus dilakukan. Biarkan hasil terbaru mendorong tindakanmu di masa mendatang.
Penurunan Berat Badan: Ukur asupan kalorimu. Apakah kamu makan 3.500 kalori per hari minggu lalu? Fokus pada rata-rata 3.400 per hari minggu ini.
Latihan Angkat Beban: Oh, kamu angkat beban 75kg untuk 5 set 5 repetisi minggu lalu? Cobalah 80kg minggu ini.
Hubungan: Berapa banyak orang baru yang kamu temui minggu lalu? Nol? Fokuslah untuk memperkenalkan dirimu kepada satu orang baru minggu ini.
Kewirausahaan: Kamu hanya mendapatkan dua klien minggu lalu sementara rata-ratamu adalah lima? Sepertinya kamu harus fokus untuk melakukan lebih banyak presentasi penjualan minggu ini.
Ukur kebelakang dan kemudian menjadi sedikit lebih baik. Apa yang kamu lakukan minggu lalu? Bagaimana kamu bisa meningkat sedikit saja minggu ini?
Comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.