Bagaimana Menyederhanakan Proses Pengambilan Keputusanmu Sehari-Hari

Kamu mungkin berasumsi bahwa manusia membeli produk karena apa adanya, tetapi kenyataannya kita sering membeli barang karena lokasinya. Misalnya, barang di rak toko yang sejajar dengan mata cenderung dibeli lebih banyak daripada barang di rak yang kurang terlihat.


Dalam buku terlarisnya Nudge, sang penulis Richard Thaler dan Cass Sunstein menjelaskan bahwa keputusan kita sehari-hari dibentuk oleh lingkungan di sekitar kita. Pengaruh rak setinggi mata terhadap kebiasaan pembelian kita hanya salah satu contohnya.


Ini satu lagi:


Ujung gang adalah mesin penghasil uang untuk pengecer. Menurut data yang dikutip oleh New York Times, 45 persen dari penjualan Coca-Cola datang secara khusus dari rak ujung-ujung.[1]


Inilah mengapa ini penting:


Sesuatu harus diletakkan di rak yang setinggi mata kita. Sesuatu harus diletakkan di rak di ujung lorong. Sesuatu harus menjadi pilihan default. Sesuatu harus menjadi opsi yang paling terlihat dan menonjol. Ini terjadi tidak hanya di toko, tetapi di hampir setiap area kehidupan kita. Ada pilihan default di kantormu dan di mobilmu, di dapurmu dan di ruang tamumu.


Argumen saya adalah ini:


Jika kamu lebih memilih men-design for default dalam hidupmu Anda, daripada menerima apa pun yang diserahkan kepadamu, maka akan lebih mudah untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.


Mari kita bahas tentang bagaimana melakukannya sekarang.



Design for Default

Meskipun sebagian besar dari kita memiliki kebebasan untuk membuat berbagai pilihan pada saat tertentu, kita sering membuat keputusan berdasarkan lingkungan tempat kita berada.


Misalnya, jika saya ingin melakukannya, saya bisa minum softdrink saat menulis artikel ini. Namun, saya saat ini duduk di meja saya dengan segelas air di sebelah saya. Tidak ada softdrink yang terlihat. Meskipun saya memiliki kemampuan untuk berdiri, berjalan ke motor saya, berkendara ke toko, dan membeli softdrink, saya mungkin tidak akan melakukannya karena saya dikelilingi oleh alternatif yang lebih mudah—yaitu, air minum. Dalam hal ini, menyesap seteguk air adalah keputusan default, keputusan yang mudah.


Pertimbangkan bagaimana keputusan default-mu dirancang sepanjang kehidupan pribadi dan profesionalmu. Sebagai contoh:

  • Jika kamu tidur dengan ponsel di samping tempat tidur, memeriksa media sosial dan email segera setelah kamu bangun kemungkinan akan menjadi keputusan default.

  • Jika kamu berjalan ke ruang tamumu dan semua sofa dan kursimu menghadap ke televisi, maka menonton televisi kemungkinan akan menjadi keputusan default.

  • Jika kamu menyimpan softdrink di kulkasmu, maka meminumnya secara konsisten lebih mungkin menjadi keputusan default.


Tentu saja, keputusan default juga bisa positif.


  • Jika kamu menyimpan barbel di samping meja kerjamu, maka melakukan gerakan angkat barbel cepat lebih mungkin menjadi keputusan default.

  • Jika kamu membawa botol air sepanjang hari, maka minum air putih daripada softdrink lebih mungkin menjadi keputusan default.

  • Jika kamu menempatkan benang gigi di lokasi yang terlihat (seperti di sebelah sikat gigi Anda), maka benang gigi lebih mungkin menjadi keputusan default.


Para peneliti telah mengacu pada dampak default lingkungan terhadap pengambilan keputusan kita sebagai arsitektur pilihan . Penting untuk disadari bahwa kamu bisa menjadi arsitek dari pilihanmu. Kamu dapat mendesain secara default.


Cara Mengoptimalkan Keputusan Defaultmu

Berikut adalah beberapa strategi yang menurut saya berguna ketika mencoba mendesain default dalam hidup saya:


Kesederhanaan. Sulit untuk fokus pada sinyal ketika kamu terus-menerus dikelilingi oleh kebisingan. Lebih sulit untuk makan sehat ketika dapurmu dipenuhi dengan junk food. Lebih sulit untuk fokus membaca posting blog ketika kamu membuka 10 tab di browsermu. Lebih sulit untuk menyelesaikan tugasmu yang paling penting ketika Anda jatuh ke dalam mitos multitasking. Jika ragu, hilangkan opsi.


Isyarat visual. Di supermarket, menempatkan barang di rak setinggi mata membuatnya lebih terlihat dan lebih mungkin untuk dibeli. Di luar supermarket, kamu dapat menggunakan isyarat visual seperti Metode Klip Kertas atau Strategi Seinfeld untuk menciptakan lingkungan yang secara visual mendorong tindakanmu ke arah yang benar.


Opt-Out vs. Opt-In. Ada penelitian donasi organ terkenal yang mengungkapkan bagaimana beberapa negara Eropa meroketkan tingkat donasi organ mereka: mereka mengharuskan warga untuk memilih tidak ikut menyumbang daripada ikut menyumbang. Anda dapat melakukan hal serupa dalam hidup Anda dengan memilih diri Anda di masa depan ke dalam kebiasaan yang lebih baik sebelumnya. Misalnya, Anda dapat menjadwalkan sesi yoga Anda untuk minggu depan saat Anda merasa termotivasi hari ini. Saat latihan Anda bergulir, Anda harus membenarkan memilih keluar daripada memotivasi diri sendiri untuk ikut serta.


Merancang untuk default bermuara pada premis yang sangat sederhana: ubah lingkunganmu sehingga perilaku baik lebih mudah dan perilaku buruk lebih sulit.


Dirancang Untuk Kamu vs. Dirancang Oleh Kamu

Pilihan default pada dasarnya tidak buruk, tetapi seluruh dunia tidak dirancang dengan tujuanmu. Faktanya, banyak perusahaan memiliki tujuan yang secara langsung bersaing denganmu (perusahaan makanan mungkin ingin kamu membeli sekantong keripik, sementara kamu ingin menurunkan berat badan). Untuk alasan ini, kamu harus berhati-hati dalam menerima setiap default seolah-olah itu seharusnya menjadi pilihan yang optimal.


Saya telah menemukan lebih banyak kesuksesan dengan menjalani kehidupan yang saya rancang daripada menerima kehidupan standar yang telah diberikan kepada saya. Pertanyakan semuanya. Kamu perlu mengubah, men-tweak, dan menggeser lingkunganmu sampai sesuai dengan apa yang kamu inginkan dari kehidupan.


Ya, lingkungan di sekitarmu membentuk kebiasaan dan pilihanmu, tetapi ada sesuatu yang penting untuk disadari: seseorang harus membentuk lingkungan itu sejak awal. Sekarang, seseorang itu bisa saja kamu.



Tidak ingin ketinggalan artikel terbaik lainnya di InsanTerbaik.com kan? Jadilah yang pertama membaca artikel yang baru terbit dengan berlangganan sekarang, GRATIS! 

Nama Panggilan : Email yg sering dibuka : No. WhatsApp yg aktif :


CATATAN KAKI:
[1] Data ini berasal dari artikel : "Nudged to the Produce Aisle by a Look in the Mirror."

Comments

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.